Kamis, 27 April 2017

Lagu Etam Kutai



Buah Bolok
Kali ini saya akan mencoba menerjemahkan salah satu nyanyian rakyat yang berasal dari Kalimantan Timur, khususnya nyanyian rakyat dari masyarakat Kutai.
Nyanyian rakyat termasuk bagian tradisi lisan. Nyanyian rakyat atau folksong adalah salah satu genre atau bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan diantara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian (Brunvand 1968 : 130)
Tidak bisa dipungkiri bahwa menerjemahkan sebuah lagu itu rumit. Banyak sekali faktor yang menyebabkan rumitnya menerjemahkan, karena banyak sekali faktor yang menyebabkannya salah satunya adalah terdapat kata yang tidak bisa dipahami. Karena suku Kutai bukan hanya satu saja, namun dibagi lagi seperti Kutai Muara Kaman, Kutai Tenggarong, Kutai Kota Bangun, Kutai Melak, Kutai Ancalong dan masih banyak lagi. Setiap daerah bahasanya berbeda-beda walaupun sama-sama suku Kutai.
Kali ini saya mencoba menerjemahkan nyanyian rakyat kutai :

Buah Bolok
Buah bolok kuranji papan
dimakan mabok dibuang sayang
busu embok etam kumpulkan
rumah-rumah jabok etam lestarikan

Buah salak muda diperam
dimakan kelat dibuang sayang
sepupu densanak etam kumpulkan
untuk menyambut wisatawan

Buah terong digangan nyaman
Jukut belanak tulung panggangkan
Musium Tenggarong Mulawarman
Yok densanak etam kerangahkan

Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok dibuang sayang
Keroan kanak sekampongan
Etam begantar bejepenan
Buah Bolok
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabuk dibuang sayang
Paman bibi kita kumpulkan
Rumah-rumah lapuk kita lestarikan

Buah salak muda disimpan
Dimakan pahit dibuang sayang
Sepupu saudara kita kumpulkan
Untuk menyambut wisatawan

Buah terong disayur enak
Ikan belanak tolong dipanggangkan
Musium tenggarong Mulawarman
Ayo saudara kita pamerkan

Buah  bolok kuranji papan
Dimakan mabuk dibuang sayang
Semua anak-anak sekampungan
Kita bergantar berjepenan

Lagu ini berisi tentang mengajak orang-orang suku Kutai untuk melestarikan kebudayaan dan pamerkan atau promosikan kebudayaan yang ada di Kalimantan Timur, khususnya daerah Tenggarong dan sekitarnya.
Pada bait pertama terdapat lirik "buah bolok kuranji papan". Apa itu buah bolok dan kuranji? Buah bolok adalah buah yang terdapat di Kalimantan Timur, buah ini memiliki rasa asam dan sedikit manis. Namun sekarang kita sulit menemukannya, entah sudah punah. Selanjutnya "dimakan mabok dibuang sayang" dimakan mabuk dan bila dibuang sayang. Kemudian terdapat lirik "busu embok etam kumpulkan" yang berarti paman dan bibi (keluarga) mari bersama-sama atau dikumpulkan.
Tidak semua kata yang ada didalam lagu ini dapat dipahami maknanya. Seperti kata keranji, saya sering mendengar kata ini dilagu Buah Bolok, namun sampai saat ini saya belum mengetahui arti yang sebenarnya. Karena dalam kehidupan sehari-hari dari saya kecil hingga sekarang tidak ada saya temukan orang yang mengatakan kata kuranji kepada saya, baik keluarga maupun tetangga.
Saya bertanya kepada beberapa orang, apa itu kuranji? Ternyata kuranji itu buah yang bentuknya bulat atau seperti buah melinjo dan rasanya asam seperti asam Jawa. Ia sama seperti buah bolok.
Kalimat mengajak pada bait pertama " busu embok etam kumpulkan" yang artinya paman dan bibi kita kumpulkan "rumah-rumah jabok etam lestarikan" rumah-rumah bahari (rusak, lapuk)  kita lestarikan yaitu dengan cara dirawat, renovasi, dan dijadikan objek wisata.
Pada bait kedua yaitu "buah salak muda diperam" artinya buah salak muda disimpan. Disini, buah salak mengacu pada generasi muda yang ada didaerah tersebut. Kemudian "dimakan kelat dibuang sayang" yang artinya dimakan pahit ( terasa aneh dilidah, tdk ada rasa manis). Dimana zaman sekarang arus globalisasi sangat kuat dan kebanyakan generasi muda malah menyukai budaya dari luar, sedangkan budaya sendiri tidak dilestarikan. Dan yang terakhir dari bait yang kedua ini yaitu "sepupu densanak etam kumpulkan" yang berarti sepupu dan saudara (generasi muda, orang-orang suku kutai, keluarga) kita kumpulkan. Dan "untuk menyambut wisatawan" maksudnya yaitu mengajak generasi muda, orang-orang suku kutai beramai-ramai menyambut pengunjung baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Bait ketiga yaitu "buah terong digangan nyaman" artinya buah terong disayur enak. Maksudnya bila diolah objek wisata yang ada, maka objek wisata tersebut akan terkenal dan semakin banyak pengunjungnya. Kemudian "jukut belanak tulung panggangkan" artinya ikan belanak tolong dipanggangkan. Selanjutnya "musium Tenggarong Mulawarman" dan "yok densanak etam kerangahkan" maksudnya yaitu mengajak generasi muda, orang-orang suku kutai,
serta keluarga untuk merasa bangga akan kebudayaan dan musium Tenggarong Mulawarman dengan cara memamerkan dan mempromosikan kepada para wisatawan. Musium Tenggarong Mulawarman merupakan musium kebanggaan masyarakat suku kutai. Didalamnya terdapat peninggalan-peninggalan dan sejarah kerajaan kutai.
Bait ke empat mengalami pengulangan seperti yang sebelumnya yaitu "buah bolok kuranji papan" dan "dimakan mabok dibuang sayang" artinya dimakan mabuk dibuang sayang. Kemudian "keroan kanak sekampongan" keroan (semua orang, sekumpulan), kanak artinya anak-anak, sekampongan yang artinya sekampungan. Selanjutnya "etam begantar bejepenan" artinya mari kita menari gantar dan jepen. Gantar yaitu tari pergaulan antara muda mudi yang berasal dari suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung, di Kab. Kutai Barat. Tarian ini melambangkan kegembiraan dan keramahan suku Dayak menyambut tamu yang dihormati. Sedangkan tari Jepen yaitu tari yang berasal dari suku kutai yang biasanyta diiringi oleh musik tingkilan. Jepen tempo dulu berfungsi sebagai hiburan dalam rangka pengobatan raja-raja dari kesultanan kutai. Sekarang fungsinya yaitu acara penyambutan tamu, upacara perkawinan, HUT Samarinda, HUT Provinsi Kalimantan Timur, Erau dan Event-event yang lainnya.
Sebenarnya banyak lagi lagu kutai yang lainnya, namun yang sangat disayangkan masih terdapat kata asing didalamnya. Mari etam lestarikan seni dan budaya yang ada di Kalimantan Timur, khususnya kebudayaan kutai. Hanya  itu saja yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang telah saya sampaikan bermanfaat.
 



Samarinda, 27 April 2017 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar